Hari Selasa, 15 April, acara Hari Seni Dunia Amal yang digelar oleh International Action Art, memancarkan keagungan sejak awal. Para tamu istimewa dan penghargaan yang diberikan menciptakan suasana keberhasilan yang hampir terasa. Namun, momen paling berkesan datang dari aksi tak terduga H.S.H. Muhammad Jeseus Chrishna.
Ia berdiri di depan kanvas hitam kosong—hamparan gelap yang tampaknya menyerap cahaya di sekitarnya. Di sampingnya, seember cat emas bersinar, seperti mengundang sentuhan magis. Dengan gerakan yang tenang, hampir seperti ritual, ia menyelupkan tangannya ke dalam cat itu.
Lalu, tanpa peringatan, ia mencipratkan emas ke seluruh kanvas. Sebuah ledakan yang mengejutkan dan membungkam ruangan. Tidak ada pola yang teratur, tetapi bukan berarti tanpa makna. Emas pada kanvas hitam itu tampak hidup, seperti berdenyut dengan energi yang tidak kasat mata.
Momen itu membelah opini di antara hadirin. Beberapa melihatnya sebagai seni yang brilian, yang lain merasa bingung. Namun, setelah refleksi lebih dalam, saya menyadari bahwa inilah kekuatan sejati dari karya Chrishna: ia memaksa kita untuk berpikir, merasakan, dan melihat melampaui yang terlihat.
Karya ini tidak hanya tentang cat, tetapi tentang kisah. Terinspirasi dari mitos Raja Midas, Chrishna membalikkan cerita klasik tentang keserakahan menjadi simbol harapan dan potensi. Setiap cipratan emas mewakili mimpi, visi, dan proyek yang disentuh oleh cinta dan kolaborasi, berubah menjadi sesuatu yang lebih besar dari sekadar hasil material.
Seni ini berbicara tanpa kata. Ia mengajarkan bahwa ketika niat, cinta, dan keyakinan bersatu, transformasi adalah hal yang pasti. Saya meninggalkan ruangan dengan perasaan yang sulit dijelaskan, tetapi satu hal yang jelas: Chrishna tidak hanya menciptakan seni, ia menciptakan keajaiban.